News


Menyelam Aksara, Menerbit 20 Cahaya Pustaka

Literasi Era Digital

Literasi digital seperti dilansir dari Wikipedia adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media teknologi, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak cerdas, cermat, tepat, serta patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan menggunakan teknologi di era kini kurang dalam menambah ilmu pengetahuan. Dalam satu hari masyarakat lebih suka menghabiskan waktu untuk menonton televisi yang sifatnya hiburan. Terlebih di era digital ini yang segala sesuatunya dapat diakses dengan mudah hanya dengan gadget ataupun smartphone. Masyarakat terutama pelajar lebih memilih untuk bermain medsos, menonton Youtube, dan game online. Hanya sedikit waktu yang disisihkan untuk membaca dan menulis.

Di negara maju seperti Finlandia dapat menduduki peringkat pertama dengan tingkat literasi yang tinggi, hampir mencapai 100%. Padahal, dari segi penilaian infrastruktur untuk mendukung membaca, peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa. Budaya literasi di Indonesia masih rendah untuk membaca ilmu pengetahuan. Mirisnya, masyarakat lebih memilih budaya menyimak (mendengar) dan berbicara dibandingkan budaya literasi.

Gubuk Literasi SMA Islam Sabilillah Malang Boarding School

Dengan visi terwujudnya SMA Islam sistem boarding school berbasis pesantren unggul dan rujukan, SMA Islam Sabilillah Malang Boarding School senantiasa memaksimalkan program literasi di sekolah. SMA Islam Sabilillah Malang Boarding School yang memiliki tujuan pokok untuk bisa mencetak generasi pemimpin Islam di masa mendatang yang sarat akan karakter keislaman, kebangsaan, dan kecendekiaan bertaraf internasional. Sejauh ini, penerapan budaya literasi Indonesia khususnya di SMA Islam Sabilillah Malang masih terbilang rendah. Membaca belum menjadi kebutuhan utama bagi para ananda. Padahal, bila ditelaah lebih lanjut, manfaat membaca sangat banyak. Apalagi di era digital, bila budaya membaca imu pengetahuan rendah, maka siswa harus siap menjadi yang tertinggal. Hal tersebut dapat dikarenakan minimnya waktu membaca serta padatnya kegiatan di sekolah maupun di mahad.

Komunitas Gubuk Literasi sebagai wadah para ananda yang minat di dunia baca-tulis memberi wadah agar mereka dapat lebih termotivasi dalam membaca dan menulis. Selain sering berkumpul untuk sharing informasi, salah satu program terbaru yang telah dicanangkan pada bulan November-Desember 2019 lalu adalah Tantangan 60 Hari Menulis Buku Sastra dengan tajuk “Menyelam Aksara, Menerbit Cahaya Pustaka”.

Menyelam Aksara

Seperti tajuknya, dalam program terbaru kali ini, Komunitas Gubuk Literasi SMA Islam Sabilillah Boarding School dibimbing dua guru Bahasa Indonesia yakni Diah Budiarti S.Pd., M.Pd. dan Fadilah Qurrata A. S.Pd. melaksanakan program terbaru literasi berdasarkan ide Kepala sekolah SMAIS, Luqman, S.Pd. M.Pd. “Anak-anak ditantang untuk bisa membuat buku, satu anak satu buku”, tandasnya. Menindaklanjuti hal tersebut, tantangan dilakukan selama kurang lebih 2 bulan saja pada periode 1 November hingga 31 Desember 2019. Pembimbingan dilakukan secara terpisah di Gedung Putra dan Gedung Putri selama seminggu sekali dengan didampingi satu guru pembimbing.

Dalam menyelam aksara, dari total seluruh anggota Gubuk Literasi SMAIS, terdapat 3 ananda yang sangat antusias. Mereka mengumpulkan lebih awal dari deadline. Mereka adalah Musa Dhiaulhaq (X IPS 1), dan 2 orang lainnya kelas XI IPS 2, Nadhira Aulia dan Yasmin Mulia Kurniawan. Ketiganya mengumpulkan file tulisan pada awal Desember. Di waktu yang bersamaan, ananda yang lain masih berproses. Ada yang masih memperoleh 40 halaman maupun pertengahan.

Selama proses pembimbingan, dalam pertemuan setiap hari Selasa, para pembimbing menyampaikan timeline dan melayani konsultasi tulisan secara langsung. Di samping itu, tambahan materi juga diberikan terkait penggunaan software anti-plagiarism, penggunaan tanda baca dan permajasan. Konsultasi juga dilayani secara online melalui WA pembimbing maupun via e-mail. Ananda diarahkan untuk menjadi pengarang milenial.

Menerbit Cahaya Pustaka

Setelah deadline, ada 16 ananda dari 25 anggota Gubuk Literasi yang berhasil menakhlukkan tantangan membuat buku sastra. Genre tulisan yang ditulis antara lain berbentuk kisah inspiratif, kumpulan cerpen, novel, dan puisi. Bagi Ananda yang belum berhasil menulis buku, selama proses tetap di-monitoring dan diberi motivasi untuk ke depannya semoga mereka dapat menerbitkan buku. Bagi Ananda yang sudah selesai menulis, file yang sudah selesai dikumpulkan ke pembimbing untuk dilakukan editing. Setelah itu, dikirimkan pada pihak penerbit. Waktu yang dibutuhkan untuk pengajuan ISBN (International Standart Book Number) hingga proses cetak kurang lebih membutuhkan waktu 1 bulan.

Setelah tercetak, salah satu di antara mereka berhasil melakukan penjualan bukunya hingga ratusan lewat orang tua, sanak saudara, dan sahabat. Buku tersebut dapat menjadi ladang penghasilan tersendiri bagi mereka. Beberapa lainnya juga ada yang berinisiatif menjual bukunya secara pribadi. Pihak penerbit indie juga turut membantu penjualan melalui sistem PO (Pre Order) via internet. Buku-buku mereka sering dipamerkan dalam event-event Sekolah Sabilillah. Di samping itu, di era digital ini, pembimbing juga mengarahkan untuk bisa memasarkan karya Ananda dalam bentuk e-book.

Cahaya pustaka yang berhasil diterbitkan dan di-launching pada HUT SMAIS yang dihelat pada Sabtu, 15 Februari 2020 lalu berjumlah 20 buku, 16 karya individu dan 4 lainnya adalah karya kolektif. Acara launching buku berlangsung meriah dengan disemati pin The Author SMAIS 2020. Hal ini adalah pertama kali mereka bisa membuktikan pada khalayak bahwa di usia yang masih belia, mereka menjadi pengarang milenial. Diharapkan dengan karya yang telah mereka ukirkan, dapat lebih memotivasi mereka untuk terus berkarya dan cahaya pustaka yang telah dihasilkan dapat senantiasa bersinar menjadi penerang dunia. (Red/Dia)

Center Of Excellence SMAIS goes to University

23 September 2019

Read More