Permasalahan sampah tidak pernah habis dijadikan topik sampai era ini. Pasalnya banyak sekali sampah yang bermunculan setiap harinya. Kita tidak bisa menghindari timbulnya sampah dalam setiap harinya. Karena, sebagian besar aktivitas sehari-hari menyebabkan sampah. Misal dalam rumah tangga; kegiatan memasak tentunya menimbulkan sampah baik sampah organik maupun sampah anorganik. Sampah organik lebih mudah terurai, namun sampah anorganik lebih sulit terurai sehingga dapat mencemari lingkungan.
Aksi Zero Waste yang diadakan di SMP Islam Sabilillah Malang merupakan program edukasi pada siswa untuk mencintai lingkungan sekitar, hal ini sejalan dengan karakter delapan cinta Sekolah Sabilillah, salah satunya adalah ‘cinta alam sekitar’. Untuk mewujudkan aksi itu, maka diterapkan program Ecobrick yang dilaksanakan mulai bulan September 2019 sampai sekarang.
Dalam kegiatan Ecobrick, seluruh siswa SMP Islam Sabilillah Malang mengumpulkan sampah plastik yang diambil dari sampah bungkus jajan (snack) saat istirahat atau sampah yang berkeliaran di lingkungan sekitar. Bungkus jajan itu mereka lipat, kemudian dimasukkan dalam botol berukuran sedang. Setiap kelas disediakan satu bank sampah kecil guna menyimpan kumpulan plastik yang diisi padat dalam botol. Setelah penuh, botol-botol yang sudah padat sampah plastik disetorkan ke tim khusus yang menangani bank sampah besar yang kemudian mereka olah menjadi kursi yang diletakkan di tempat-tempat tertentu seperti di pojok literasi, pojok sekolah ramah anak, green house, ruang tunggu, dan lain sebagainya.
Sebelum melaksanakan aksi itu, tim khusus isu sampah dan polusi dari Green School Festival memberikan sosialisasi kepada setiap kelas terkait program Ecobrick, manfaat serta tatacara pelaksanaannya. Bahwa program Ecobrick merupakan upaya penyadaran warga sekolah untuk menjaga lingkungan dengan cara mengurangi sampah. Setelah memahami pentingnya program ini, tim khusus memberikan tata cara pelaksanaannya.
Ketua kelas di masing-masing kelas mempunyai tanggung jawab untuk mengerahkan anggota kelasnya untuk menyukseskan program ini, juga memantau agar proses memasukkan sampah dalam botol dilakukan dengan benar. Siswa mencari botol di tong sampah, kemudian memastikan botol itu bersih dan kering, sampah yang dimasukkan dalam botol pun juga dipastikan kering, hal ini untuk menghindari bakteri yang berkembangbiak di dalam botol. Sampah plastik itu dipadatkan melalui gunting, kayu atau benda lain berukuran panjang yang bisa masuk dalam botol. Semakin padat sampah plastik yang ada dalam botol, maka semakin kuatlah botol itu. Botol yang kuat menambah kualitas kursi yang akan dibuat.
Setiap kelas yang berhasil mengumpulkan botol plastik dengan tertib akan mendapatkan reward berupa voucher dengan rentang nilai 1-5, sesuai dengan tingkat kepadatan botol. Voucher itu nantinya akan direkap oleh tim khusus, dan kelas yang paling banyak mendapatkan voucher adalah kelas terbaik yang akan mendapatkan sertifikat ‘Laskar Hijau This Month’.
“Program ini akan kami kembangkan agar bisa lebih baik lagi kedepannya, semoga siswa SMP Islam Sabilillah Malang bisa istiqomah melaksanan program ini, tanpa semangat mereka program ini tidak ada artinya!” Tutur Farchan Firmansyah, S. Pd selaku koordinator program ini. (Red/Fit).
Copyright © 2020 SISMA