BINTANG DAN RUANG IMAJINASI
Ditulis oleh:
Unaisah Prudencieza
Diterbitkan, dicetak, dan didistribusikan oleh
PT. Literasi Nusantara Abadi Grup
Cetakan I, Februari 2024
Editor:
Ayu Fajaria Mulyono, S.Pd.
Tria Dewi Rizki Ningrum, S.IP.
ISBN :
vi + 67 hlm. ; 15,5×23 cm.
Midnight Realm
A ku menyingkirkan papan kayu dengan paku yang masih menancap
ke permukaannya. Papan kayu tersebut menghadangjalanku, yang
kemudian kusandarkan ke tembok. Aku menerobos tanaman-tanaman
liar yang menghalangi. Kakiku tergelitik oleh duri-duri kecil putri malu.
Kito di depanku masih terus berlari kecil dengan semangat, ia tak menoleh
sedikit pun ke belakang untuk sekedar memastikan keadaanku. Aku
yang tertinggal di belakang, mencoba mempercepat langkah kakiku.
Kemudian Kito berhenti di depan patung batu yang dilingkari oleh wadah
besar, sedikit terlihat seperti air mancur. Bahkan bentuk patung tersebut
sudah tak terlihat, seluruh sisi-sisinya ditutupi oleh lumut, dan tumbuhan
merambat. Patung batu tersebut besar, mungkin dipahat puluhan tahun
lalu di bagian depan pintu masuk taman hiburan ini terbengkalai ini.
“Kira-kira ini patung apa, ya?” Kito akhirnya menoleh ke belakang.
Aku masih berusaha mengatur nafasku. Aku mengendikan bahu
pelan. Kito yang melihat keringat menjalar di seluruh tubuhku, tertawa
kecil dan akhirnya memutuskan untuk berjalan sejajar denganku. Kami
berjalan semakin dalam di taman hiburan terbengkalai ini. Ayah dan ibu
tidak akan khawatir kalau aku pergi sedikit lebih lama lagi, bukan? Kito
bahkan menunjuk sambil menertawakan patung maskot yang tersebar di
berbagai sudut tempat ini. dst…