Jl. Terusan Piranha Atas No.135 Malang [email protected]
Follow us:

Pembacaan Kitab Kuning di SD Islam Sabilillah Malang 1: Melestarikan Tradisi Keilmuan Islam di Era Digital

13 March 2025

Malang – Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Pesantren Ramadan, SD Islam Sabilillah Malang 1 menggelar kegiatan pembacaan kitab kuning atau kitab salaf beraksara Pegon sebagai upaya melestarikan tradisi keislaman setiap pagi selama bulan Ramadan. Meskipun zaman terus berkembang dengan teknologi digital yang semakin maju, sekolah ini tetap mempertahankan pembelajaran agama dengan merujuk pada kitab-kitab klasik yang telah menjadi pedoman umat Islam selama berabad-abad.

Setiap jenjang kelas memiliki kitab yang berbeda sesuai dengan tingkat pemahaman dan kebutuhan peserta didik. Siswa kelas 1 mempelajari Kitab Mitro Sejati karangan H. Bisri Mustofa yang membahas nilai-nilai pendidikan dan budi pekerti. Siswa kelas 2 dan kelas 3 mempelajari kitab Alala yang merupakan kumpulan syair berbahasa Arab yang berfungsi sebagai panduan etika bagi para pencari ilmu. Siswa kelas 4 & 5 mempelajari kitab Washoya Al Abaa Lil Abnaa’ karya Syekh Muhammad Syakir yang berfokus pada pendidikan akhlak dan budi pekerti, berisi nasihat-nasihat orang tua ataupun guru kepada anaknya atau muridnya. Sedangkan siswa kelas 6 mempelajari kitab Tafsirul Kholaq karya Syekh Hafidz Hasan Al-Mas'udi yang membahas tentang akhlak dan etika dalam Islam, baik terhadap Allah maupun sesama manusia .Dengan bandongan, pembelajaran ini dilakukan secara interaktif antara guru dan murid, menciptakan suasana pesantren yang khas.

Menurut kepala sekolah SD Islam Sabilillah Malang 1, Ibu Qoniah Agustina, S.Pd kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan kecintaan terhadap ilmu agama sekaligus menjaga warisan keilmuan Islam Nusantara. “Kami ingin siswa tetap memahami pentingnya kitab salaf sebagai rujukan utama dalam belajar agama, meskipun kini banyak referensi digital yang tersedia. Kitab kuning beraksara Pegon merupakan bagian dari sejarah dan budaya Islam di Indonesia yang perlu terus dijaga,” ujarnya.

Meskipun berada di era digital, SD Islam Sabilillah Malang 1 tetap mempertahankan kitab salaf Jawa Pegon sebagai rujukan utama dalam pembelajaran agama. Hal ini menunjukkan bahwa modernisasi tidak harus menghilangkan tradisi, melainkan bisa berjalan beriringan. Dengan adanya program ini, diharapkan generasi muda tetap memiliki kedalaman pemahaman agama yang berbasis pada tradisi ilmiah para ulama terdahulu, seiring dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang. (zhr)

Translate