31 January 2025
Oleh: Muslim Muhammad Aminun, S.Pd.
Audit atau supervisi mutu dalam dunia pendidikan merupakan salah satu upaya untuk memastikan bahwa standar pendidikan dijalankan dengan baik. Baik dalam aspek pembelajaran maupun non-pembelajaran. Bagi sebagian guru, proses audit mutu bisa menjadi momen yang memunculkan beragam perasaan atau opini, dari yang positif hingga negatif.
Pemahaman akan perspektif ini menjadi penting agar guru dapat menghadapi audit dengan sikap yang lebih siap dan produktif. Sebagian besar guru saat supervisi akan mengalami problematik, baik dari dalam personal maupun faktor eksternal.
Salah satu problema dalam diri guru adalah gugup dan cemas karena guru merasa dinilai secara langsung dan takut membuat kesalahan. Lalu tidak percaya diri, merasa kurang siap atau ragu terhadap kemampuan dalam memenuhi standar yang ditentukan. Ada juga yang antusias dan ingin belajar.
Guru yang berpikiran positif menganggap audit sebagai kesempatan untuk belajar dan memperbaiki kekurangan. Ada juga guru yang merasa terbebani yakni dengan adanya tekanan administratif atau banyaknya dokumen yang harus dipersiapkan sering kali menambah beban mental. Dan ada juga yang bersikap defensif seperti ketika mendapatkan masukan atau kritik, banyak menunjukkan sikap untuk menghindari dan menunjukkan sikap defensif.
Harusnya guru lebih bisa mendengarkan dengan terbuka, karena tujuan audit adalah untuk perbaikan. Namun masih banyak juga guru yang menyalahkan kondisi seperti sebagian guru mungkin tergoda untuk menyalahkan faktor eksternal, seperti fasilitas sekolah atau waktu. Padahal yang penting adalah menunjukkan usaha maksimal dalam keterbatasan yang ada.
Audit mutu bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti. Tapi sarana untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan mengelola perasaan seperti gugup atau tidak percaya diri, serta menghindari kebiasaan buruk seperti sikap defensif atau fokus pada dokumen saja, guru dapat melalui audit dengan jauh lebih baik.
Yang terpenting adalah komitmen untuk terus belajar dan memperbaiki praktik pembelajaran maupun manajemen non-pembelajaran. Audit yang sukses bukan hanya tentang hasil, tetapi tentang perjalanan menuju mutu pendidikan yang lebih baik.
Penjaminan mutu pendidikan memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Melalui evaluasi berkelanjutan dan pemantauan, sekolah dapat memastikan bisa memberikan hal yang terbaik untuk para siswanya. Prof. Dr. Nasmi Herlina Sari dari Universitas Mataram menyatakan bahwa “melalui Penjaminan mutu pendidikan, lembaga pendidikan dapat membuktikan komitmennya untuk memberikan layanan pendidikan terbaik bagi peserta didik.”
Ini menunjukkan bahwa penjaminan mutu bukan hanya sekadar prosedur administratif, tetapi merupakan komitmen nyata terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Hal ini menegaskan bahwa penjaminan mutu tidak hanya berfokus pada hasil akademik, tetapi juga pada perkembangan sosial dan emosional siswa.
Sekolah yang menjamin mutu pendidikannya akan memperhatikan keseluruhan aspek perkembangan peserta didik. Termasuk kemampuan berpikir kritis, keterampilan sosial, serta kesiapan mereka untuk menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks sehingga membuat sekolah menjadi sekolah yang unggul dan rujukan.
Salah satu aspek yang sangat krusial dalam penjaminan mutu pendidikan adalah kualitas guru. Guru merupakan bagian sentral dalam proses pembelajaran. Guru bukan hanya menyampaikan materi, tetapi juga berperan dalam membimbing, menginspirasi, dan mendukung perkembangan siswa.
Oleh karena itu, penjaminan mutu pendidikan harus mencakup upaya untuk meningkatkan kompetensi guru. Sebagai contoh, program pelatihan berkelanjutan dan pengembangan profesional bagi guru harus menjadi bagian tak terpisahkan dalam sistem pendidikan.
John Hattie, seorang profesor pendidikan terkemuka, dalam penelitiannya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menyatakan, “Kualitas guru adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap pencapaian siswa. Investasi dalam pengembangan profesional guru merupakan salah satu cara terbaik untuk meningkatkan mutu pendidikan.”
Namun, penjaminan mutu tidak hanya melibatkan guru sebagai aktor utama dalam pendidikan, tetapi juga mencakup aspek lain. Seperti kurikulum yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan zaman. Kurikulum yang baik harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi dan dunia kerja, serta memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan abad ke-21, seperti pemecahan masalah, kreativitas, dan kolaborasi.
Prof. Dr. Nizam, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, dalam sebuah wawancara menyatakan, “Kurikulum yang berbasis pada kebutuhan pasar kerja dan perkembangan teknologi adalah bagian dari penjaminan mutu pendidikan yang harus segera diadaptasi oleh sekolah-sekolah kita.” Dengan kurikulum yang relevan, siswa tidak hanya mempelajari materi, tetapi juga memperoleh keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja yang terus berkembang.
Pada akhirnya, penjaminan mutu pendidikan adalah langkah penting untuk menata masa depan yang gemilang. Sekolah yang berkomitmen terhadap penjaminan mutu akan menciptakan lingkungan pendidikan yang tidak hanya berkualitas secara akademis, tetapi juga mendukung perkembangan karakter dan keterampilan sosial siswa. Pendidikan yang berkualitas, melalui penjaminan mutu yang efektif, akan melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas, kreatif, dan siap menghadapi tantangan global. Seperti yang dikatakan oleh John Hattie, “Jika kita ingin mencapai perubahan yang signifikan dalam pendidikan, kita harus berinvestasi dalam penjaminan mutu yang berkelanjutan dan komprehensif.”
Dengan demikian, penjaminan mutu pendidikan bukan hanya tentang memenuhi standar atau mencapai akreditasi, tetapi tentang menciptakan sekolah yang dapat memberikan kesempatan terbaik bagi setiap siswa untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensinya. Hanya dengan penjaminan mutu yang konsisten dan berkelanjutan, pendidikan akan mampu menciptakan masa depan yang lebih cerah dan penuh harapan bagi setiap individu dan bangsa.(*)
Supervisi Bukan Tantangan, Tapi Kesempatan!
31 January 2025
Biblioterapi Solusi Atasi Mental Siswa
24 January 2025
Literasi dan Numerisasi Pada Anak Usia Dini
21 January 2025
AI dan Pendidikan Anak Usia Dini
13 January 2025
Berani Gagal
07 January 2025