01 November 2025
Menjadi pembelajar sejati berarti tidak pernah berhenti menjelajah, dan hal inilah yang tercermin dari sosok Aufa Alifa Labibah, alumni SMA Islam Sabilillah Malang Boarding School Sistem Pesantren yang kini menapaki karier akademik internasional dengan segudang prestasi membanggakan.
Aufa — begitu ia akrab disapa — merupakan alumni angkatan ke-12 SMP Islam Sabilillah Malang dan angkatan ke-4 SMA Islam Sabilillah Malang Boarding School Sistem Pesantren. Setelah menamatkan pendidikannya di Ma’had Sabilillah yang menanamkan nilai disiplin dan tanggung jawab, Aufa melanjutkan studi di luar negeri dan berhasil meraih tiga gelar sekaligus dari PSB Academy Singapore:
1. Diploma in Business Administration (Digital Marketing)
2. Bachelor of Arts with Honours in Digital Marketing
3. Master of Business Administration in Global Business
Kini, ia tengah membantu usaha keluarga sekaligus mempersiapkan diri untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S3 melalui program beasiswa internasional.
Perjalanan akademik Aufa tak hanya diwarnai prestasi akademik, tetapi juga pengalaman lintas negara yang luar biasa. Ia pernah mengikuti STYLE by Schoters (Schoters Young Leaders Exchange) ke Jepang dan meraih penghargaan “The Best Group Presenter in The Transforming Healthcare Through Technology Workshop” (2024).
Tak berhenti di situ, Aufa juga menjadi peserta International Summer Campus di Korea University mengambil Major in Strategic Management under University of Sydney (2025). Sebelumnya, ia dua kali mewakili Indonesia dalam International Model United Nations Conference sebagai delegate di WHO dan UNHRC (2021).
Namun di balik pencapaian tersebut, Aufa mengaku perjalanan tidak selalu mudah. Tantangan terbesar yang ia hadapi adalah perbedaan budaya dan sikap rasisme yang masih dijumpai di beberapa negara.
“Saya belajar untuk memahami budaya mereka tanpa harus kehilangan jati diri. Dengan berpikiran terbuka, kita bisa beradaptasi dan belajar menghargai perbedaan,” ujarnya.
Baginya, memahami dunia berarti juga belajar tentang empati dan keberanian untuk tetap menjadi diri sendiri di tengah keberagaman.
Aufa menegaskan bahwa banyak nilai dan keterampilan yang ia miliki saat ini tumbuh dari lingkungan SMA Islam Sabilillah Malang Boarding School Sistem Pesantren. Dua program unggulan, yaitu We Can Speak dan Project-Based Learning (PJBL), menjadi bekal penting dalam pengembangan diri.
Program We Can Speak menumbuhkan kemampuan berbahasa Inggris dan kepercayaan diri untuk berbicara di depan umum, sementara PJBL mengasah kreativitas, inovasi, serta kemampuan berpikir kritis di era digital.
“Lewat presentasi dan proyek-proyek di sekolah, saya terbiasa mengekspresikan ide dengan percaya diri. Itu sangat berguna saat kuliah dan berinteraksi di lingkungan internasional,” jelasnya.
Tak hanya itu, pengalaman mengikuti dalam kegiatan tahunan siswa kelas XI yakni English Immersion to Singapore and Malaysia juga membuka wawasan Aufa terhadap sistem pendidikan global dan mendorongnya untuk mengejar pengalaman belajar lintas negara.
Bagi Aufa, setiap kesempatan adalah jembatan untuk tumbuh.
“Selagi masih diberi rezeki dan kesempatan, I’ll keep exploring and learning — because every experience shapes who I am,” tuturnya dengan mantap.
Motivasinya datang dari keluarga, terutama kedua orang tuanya yang selalu mendukung setiap langkah. Ia ingin membuktikan bahwa perjuangan dan doa mereka tidak sia-sia.
Aufa menatap masa depan dengan penuh optimisme. Ia berharap dapat menuntaskan studi S3, memperluas jaringan internasional, dan membawa manfaat nyata bagi masyarakat.
“Dalam 5–10 tahun ke depan, saya ingin berada di posisi di mana saya bisa memberikan dampak positif bagi orang lain dan membuat orang tua saya bangga,” katanya.
Kepada adik-adik kelasnya di SMA Islam Sabilillah Malang, Aufa berpesan:
“Hidup tidak akan datang dua kali, begitu juga dengan peluang. Jangan takut mencoba hal baru. Dunia ini luas dan penuh warna — keluar dari zona nyamanmu dan nikmati setiap prosesnya. Gagal bukan akhir, tapi bagian dari belajar.”