Jl. Terusan Piranha Atas No.135 Malang [email protected]
Follow us:
Sekolah Islam Sabilillah Malang - SISMA

Deep Learning Anak Usia Dini

23 May 2025

Oleh: Widya Wulantika, S.Pd

Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam lingkungan anak usia dini menjadi tantangan di dunia pendidikan. Pendidikan kini menuntut anak usia dini tidak hanya menguasai materi akademik, tetapi juga keterampilan berpikir kritis, kreatif, serta kemampuan kolaborasi dan berkomunikasi.
Anak usia dini pada dasarnya berada dalam fase eksplorasi yang sangat kritis. Mereka mendapatkan pengalaman belajar yang akan berpengaruh terhadap perkembangan mereka di masa depan. Menciptakan pengalaman belajar yang bermakna, berkesadaran, dan menggembirakan merupakan kebutuhan bagi anak usia dini.

  Pembelajaran mendalam (deep learning) merupakan pendekatan yang mengutamakan beberapa aspek utama untuk memastikan efektivitas dan keberhasilan proses belajar. Ada beberapa poin penting yang menjadi fokus dalam pembelajaran mendalam (deep learning).

Pertama, eksplorasi dan penemuan. Anak usia dini belajar melalui pengalaman, anak distimulasi dan didorong untuk mengeksplorasi lingkungan mereka dan menemukan konsep baru secara mandiri. Aktivitas seperti bermain di lingkungan luar (outdoor activitiy), eksperimen sains sederhana, dan eksplorasi bahan alam dapat mendukung belajar mendalam.

  Kedua, penggunaan teknologi pembelajaran. Anak-anak dapat menggunakan aplikasi berbasis AI yang membantu mereka belajar konsep-konsep dasar, seperti matematika atau bahasa. Contoh aplikasi tersebut adalah game edukatif yang mendorong interaksi dan eksplorasi seperti halnya dalam pembelajaran smar digital learning yang telah dimodifikasi oleh satuan melalui interactive flat panel (IFP).Ketiga, proyek berbasis pertanyaan. Memantik anak untuk mengajukan pertanyaan merupakan hal penting bagi anak. Membiarkan mereka bertanya dan mencari jawaban melalui proyek berdasarkan minat mereka. Misalnya jika anak tertarik pada daur ulang sampah, mereka bisa melakukan proyek tentang membuat hasil karya dari daur ulang sampah baik organik mapun anorganik. Menggunakan bahasa yang beragam atau multilingual juga membantu anak untuk meningkatkan kosakata dan pemahaman konsep melalui diskusi kelompok, bercerita atau membaca buku bersama.


Keempat, integrasi disiplin ilmu. Menghubungkan berbagai area ilmu seperti sains (science), teknologi (technology), teknik (engineering), seni (art), matematika (mathematics), dan nilai agama (religious). Hal tersebut dapat membantu anak memahami bagaimana konsep saling terkait dan relevan dalam kehidupan sehari-hari.

Kelima, pendidikan berbasis masalah. Memberikan tantangan atau masalah nyata yang bisa mereka selesaikan dapat menumbuhkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif. Contohnya, meminta anak untuk merancang cara mencuci alat makan yang kotor.

Translate