03 May 2024
Oleh: Diah Budiarti, S.Pd., M.Pd
Secara makna Bahasa Inggris, shimmer berarti berkilau atau berkelip. Istilah shimmer sebetulnya sudah ada sejak lama hanya saja memang baru-baru ini mencuat. Terutama pada tren fashion. Belakangan marak tren shimmer di edisi lebaran 1445 Hijriyah ini. Tak jarang banyak kaum hawa yang mengenakan tema shimmer untuk fashion mereka. Nuansa shimmer ini bila diamati betul begitu unik, memikat, dan punya kesan megah atau ekslusif. Sebuah kain berbahan silk yang tampak kemilau di bagian permukaannya. Dengan kilauannya itu bisa menjadikan pemakainya tampak lebih bercahaya. Sehingga demikian mampu memancarkan aura pesona yang menawan.
Nah, sekarang kita sudah memasuki bulan Mei. Tak asing bukan tanggal 2? Iya, benar sekali. Tanggal 2 Mei kemarin selalu diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Seluruh pendidik dan dunia pendidikan tak sedikit yang merayakan pula momen tematik ini. Lalu, sebenarnya apa sih kaitannya antara pendidik dengan tren shimmer?
Dalam tulisan ini saya akan mengaitkan pendidik dengan shimmer ini. Pendidik bagi saya ya harus shimmer. Bagaimana maksudnya? Pendidik harus punya hal yang kemilau luar-dalam. Yang harus dikemilaukan seorang pendidik sebenarnya banyak hal. Apalagi terkait dengan kompetensi dasar yang harus dimiliki: pedagogis, kepribadian, sosial, dan profesional. Dari keempat kompetensi tersebut. Seorang pendidik harus berkilau di masing-masing kompetensinya.
Kompetensi pedagogik terkait dengan kemampuan seorang pendidik untuk memahami peserta didik, merancang dan melaksanakan pembelajaran, pengembangan peserta didik, dan melakukan evaluasi hasil belajar untuk menggali dan mengasah potensi yang peserta didik miliki.
Cara mengilaukannya yakni dengan mengenali lebih dalam atau lebih jauh peserta didik. Jadikan diri kita tidak sekadar terkoneksi sebagai guru dan murid agar mereka lebih merasa terbuka dan nyaman dengan kita. Menjadikan kita salah satu orang dalam hidupnya yang mereka percaya dan sandari. Orang tua kedua, kakak, saudara, bestie untuk mereka.
Seorang pendidik juga harus merancang, melaksanakan kegiatan pembelajaran hingga evaluasi belajar murid-muridnya dengan cara-cara yang kemilau. Cara-cara tersebut dapat ditempuh dengan menyiapkan jauh-jauh hari sebelum pembelajaran dimulai atau diajarkan, banyak membaca untuk memperoleh referensi yang luas sebagai inspirasi dalam menyusun pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Tak hanya itu, untuk meningkatkan kilau citra pedagogik perlu adanya monitoring berkala dari rekan sejawat atau pihak pimpinan sekolah terkait penerapan pembelajaran yang telah dilakukan. Hal ini berguna untuk refleksi perbaikan kualitas pengajaran di sekolah.
Berikutnya adalah kompetensi kepribadian. Kepribadian yang dimaksud adalah kepribadian yang dewasa. Seorang pendidik harus memberi kemilau sifat kemandirian, dewasa, arif, wibawa, kharismatik, dan dedikasi tinggi sebagai seorang guru. Guru dapat memberi contoh sifat-sikap yang inspiratif kepada murid-muridnya sebagai bekal mereka dalam menapaki kehidupan bermasyarakat nantinya.
Dalam filosofi Jawa guru itu kepanjangannya digugu lan ditiru yang bermakna harus bisa dipercaya dan dicontoh. Sehingga demikian, perlu bagi seorang guru mengilaukan sifat-sikap yang tidak hanya baik tetapi juga benar di mata Tuhan.
Pada kompetensi sosial, seorang pendidik harus bisa mengilaukan komunikasi yang baik dan punya konektivitas yang luas. Punya sikap menghargai dan toleransi tinggi, punya simpati, empati, dan sopan santun. Pendidik mampu beradaptasi dengan lingkungan dengan mudah, serta mampu berkomunikasi secara lisan dengan tulisan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Terakhir adalah kompetensi profesional. Seorang pendidik harus mengilaukan penguasaan terhadap materi, konsep, struktur, dan pola pikir keilmuan untuk menunjang pembelajaran yang dikuasai. Selain itu, pendidik harus menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar bidang yang dikuasai.
Pendidik juga harus mampu mengembangkan materi pembelajaran yang dikuasai dengan kreatif. Pendidik harus bisa mendidik sesuai zaman. Hal ini erat kaitannya dengan zaman teknologi yang saat ini tengah berkembang. Sehingga demikian, guru pun harus mampu mengikuti perkembangan zaman tersebut. Jangan sampai tertinggal dan lebih maju murid-muridnya daripada guru.
Memanglah seorang pendidik harus berkilau. Seperti sifat permata, makin kilau karena banyak digosok. Seorang guru harus rajin “menggosok” dirinya. Gosokan-gosokan tersebut pasti perjuangan yang tidak sederhana. Gosokan yang tidak sederhana tersebut akan menghasilkan pula nantinya kilauan yang luar biasa.
Kilauan yang bisa memberikan inspirasi yang nyata pada lingkungan sekitar. Seperti halnya ilmu. Ilmu adalah cahaya. Cahaya tersebut ada pada seorang guru. Maka dari itu sebenarnya dalam diri seorang guru atau pendidik memang harus bisa menyilaukan sekitarnya.
Bila ada seorang pendidik atau guru yang tidak bisa berkilau, berarti hal tersebut patut dipertanyaan. Bisa saja ada yang salah dari diri luar-dalam guru tersebut. Sehingga sangat penting seorang guru merefleksi dirinya untuk terus berbenah lebih baik dan benar dalam hari-harinya ke depan agar menjadi pribadi pendidik yang tidak sekadar shimmer melaikan juga punya kualitas yang tidak bisa diremehkan oleh siapapun.
Yang lebih penting lagi, shimmer-nya seorang pendidik harus abadi dan tidak terbatas waktu. Tidak seperti tren yang sesaat.(*)
Hustle Culture
13 November 2024
Menerapkan KB dalam Pembelajaran Sains
02 November 2024
Sekolah Sabilillah, Sekolah Para Juara
01 November 2024
SD Islam Sabilillah Malang 1 Sabet Medali Emas Dalam Ajang KSNR
05 October 2024
Membersamai Gen Z Capai Potensi Terbaik
27 September 2024