18 July 2025
Malang — Dalam upaya membentengi generasi muda dari pengaruh negatif era digital, SMA Islam Sabilillah Malang Boarding School Sistem Pesantren menggelar kegiatan sosialisasi bertema " Jadilah Pahlawan Untuk Diri Sendiri dan Orang Lain: Tolak Pornografi dan Lawan Bullying", sebagai bagian dari program Masa Pembentukan Karakter Tahun Pelajaran 2025/2026. Kegiatan ini dilaksanakan bekerja sama dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kota Malang pada hari Jumat, 18 Juli 2025, sebagai bentuk nyata komitmen sekolah dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat, aman, dan berakhlak Islami. Kegiatan yang diikuti oleh seluruh siswa kelas X dan XI ini berlangsung di Aula Pemimpin Peradaban Dunia dan terbagi menjadi dua sesi utama: pemaparan bahaya pornografi serta edukasi tentang dampak bullying di kalangan remaja.
Bahaya Pornografi: Merusak Otak, Menghancurkan Masa Depan
Sesi pertama disampaikan oleh Bapak Tjahya Kuntjoro, S.E., yang memaparkan secara ilmiah dampak serius pornografi terhadap otak manusia. Beliau menekankan bahwa jika NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) merusak tiga bagian otak, maka pornografi menyebabkan penyusutan hingga lima bagian otak, terutama pada prefrontal cortex, pusat kendali fokus, kontrol diri, dan pengambilan keputusan.
Pornografi bukan sekadar tayangan visual yang tidak senonoh—ia menyerang sistem saraf pusat, memicu perubahan perilaku yang sulit dikendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa adegan seksual eksplisit dapat mengaktifkan neuron di otak laki-laki, khususnya neuron peniru dalam sistem motorik, yang pada akhirnya memicu ketegangan seksual dan dorongan untuk disalurkan, umumnya melalui masturbasi. Aktivitas ini mengubah jalur hormonal dan neurologis dalam otak, sehingga menyebabkan kecanduan dan ketidakmampuan untuk melepaskan fokus dari pornografi.
Lebih lanjut, Tjahya menjelaskan bahwa dopamin, senyawa kimia yang berkaitan erat dengan rasa senang dan dorongan seksual, akan meningkat tajam saat seseorang mengakses konten pornografi. Peningkatan dopamin ini setara dengan efek dari kokain dan amfetamin, membuat pecandu pornografi mengalami penurunan sensitivitas terhadap kenikmatan nyata, termasuk dalam relasi sosial dan emosional yang sehat. “Remaja yang kecanduan pornografi cenderung mudah gelisah, sulit fokus, dan kesulitan mengambil keputusan. Ini jelas sangat membahayakan masa depan mereka,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa terdapat konsekuensi hukum bagi siapapun yang menyebarkan, mengunduh, atau memproduksi konten pornografi, sebagaimana diatur dalam UU ITE dan Undang-Undang Perlindungan Anak.
Anti Bullying: Jangan Diam, Lawan dengan Percaya Diri
Sesi kedua dibawakan oleh Bapak Eko Budi Prasetyo, S.Kom, yang mengupas tuntas berbagai bentuk bullying yang marak di lingkungan sekolah—baik bullying verbal, fisik, sosial, maupun cyberbullying. Dengan gaya penyampaian yang interaktif, Eko menyampaikan bahwa bullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk yang kadang tidak disadari, seperti mengejek, mengucilkan, menyebar rumor, hingga perundungan melalui media sosial.
Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja dan berulang, ditujukan kepada seseorang yang dianggap lebih lemah. Dampaknya sangat serius dan dapat memengaruhi psikologis korban dalam jangka panjang. Banyak korban mengalami kecemasan, trauma, rendah diri, hingga depresi. Di lingkungan sekolah, bullying bisa meruntuhkan semangat belajar dan membuat korban enggan hadir ke sekolah.
“Banyak siswa yang memilih diam karena takut atau malu. Ini tidak boleh dibiarkan. Korban harus berani tampil percaya diri dan berkata ‘tidak’ pada tindakan perundungan,” ujarnya tegas.
Ia menekankan pentingnya membangun budaya saling menghargai dan menjaga lisan serta tindakan, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Di era digital seperti sekarang, perundungan bisa terjadi tanpa batas ruang dan waktu melalui platform media sosial, yang sering kali membuat korban merasa semakin terisolasi.
Pendidikan Karakter dan Deklarasi Moral Siswa
Kegiatan ini sejalan dengan visi besar SMA Islam Sabilillah Malang Boarding School Sistem Pesantren dalam membentuk karakter siswa yang kuat secara mental, bersih secara moral, dan kokoh secara spiritual. Sebagai sekolah berbasis pesantren, pembinaan akhlak dan perlindungan siswa merupakan bagian integral dari sistem pendidikan.
Sebagai penutup, seluruh siswa diajak untuk berikrar bersama, mendeklarasikan komitmen mereka untuk: Menjaga akhlak dan adab dalam kehidupan sehari-hari, Menjauhkan diri dari konten pornografi dalam bentuk apapun, Melawan segala bentuk bullying, Menjadi pelajar yang berani, percaya diri, dan saling menghormati
Dengan semangat kolaborasi bersama KPAI Kota Malang, sekolah berharap kegiatan ini menjadi awal dari gerakan nyata dalam melindungi dan mendidik generasi muda secara utuh, tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga kuat secara akhlak.
SDIS 1 Tegaskan Komitmen Anti-Bullying & Menabung
27 July 2025
Aku Bisa Sikap Sigap dan Tegas
23 July 2025