Jl. Terusan Piranha Atas No.135 Malang [email protected]
Follow us:
Sekolah Islam Sabilillah Malang - SISMA

Bonding Maksimal Produktivitas Optimal

05 June 2024

Oleh: Avin Suchasari Suhud, S.Pd

Tempat kerja ada rumah kedua bagi kita. Memiliki hubungan baik dan positif antar sesama rekan pada lingkungan kerja, sangatlah penting. Nyaman dengan lingkungan kerja menjadi penentu utama seseorang mampu bekerja dengan baik dan produktif menjalankan peran dan tantangan-tantangannya dalam dunia kerja. Kenyamanan ini terjadi jika ada ikatan emosional dan sosial yang baik antar sesama rekan kerja, pimpinan, dan didukung lingkungan kerja yang nyaman, aman, dan positif. Tentu syaratnya harus ada interaksi aktif, komunikasi baik, dan berbagai kegiatan bersama yang dirancang untuk meningkatkan kebersamaan serta keakraban di antara anggota tim.

Hal utamanya, komunikasi baik dan efektif adalah kunci. Kunci keharmonisan. Kunci kesepahaman. Kunci kesuksesan konektivitas yang positif. Kunci terciptanya ikatan. Kunci sukses untuk membangun hubungan dari hati ke hati. Komunikasi sebagai penanda adanya sebuah hubungan interaksi yang terjalin antar perorangan. Semakin sering terjadi komunikasi, semakin kuat hubungan terjalin. Komunikasi juga menjadi sangat penting bagi seorang pemimpin untuk men-deliver visinya untuk dapat diwujudkan bersama anggota timnya agar terarah dengan baik demi keberhasilan tujuan yang ingin dicapai.

Menjalankan peran apa pun dalam pekerjaan, mengharuskan kita untuk mampu menyampaikan ide atau gagasan untuk menentukan arah kerja, membentuk keputusan, dan membangun motivasi tim. Cara membangun ruang komunikasi dalam dunia kerja akan menentukan respon dalam setiap terbentuknya aksi, keputusan, dan team work. Komunikasi yang buruk tidak akan menjalin relasi yang “klik”, terutama jika hanya mengarah pada kesalahan. Jangankan menimbulkan aksi tanggap responsif, ikatan emosional pun tidak akan terbangun dengan baik. Tentu, memberi evaluasi menjadi sebuah kewajiban untuk memperbaiki kesalahan agar on the track. Namun perlu disertakan motivasi yang baik, solusi, dan keterlibatan kita untuk bersama-sama tanpa ada unsur mendiskreditkan. Apalagi perlu ada penyesuaian pola interaksi dan treatment jitu yang lebih sesuai untuk team work dari berbagai lintas generasi. Boomer vs milenial vs gen zilenial. Mindset dan pola kerja dari masing-masing tentu berbeda. Salah komunikasi bikin gak ada motivasi. Penting untuk memahami

Seorang pemimpin besar bisa memotivasi dan menginspirasi timnya melalui cara komunikasi yang jelas seraya meningkatkan kedisiplinan, akuntabilitas, dan keselarasan strategi. Mereka mampu membangun siklus yang dinamis untuk mendapatkan bonding di lingkungan kerjanya. Menciptakan ruang diskusi yang dinamis dan demokratis akan membangun komunikasi yang lebih baik akan menciptakan hubungan yang lebih kondusif antar rekan kerja, karyawan dengan pimpinan. Memperhatikan hal-hal kecil sebelum melakukan hal-hal besar. Perhatian, simpati, empati terhadap kondisi rekan kerja juga menjadi bagian dari keharmonisan hubungan. Memberi ruang berkembang, mengapresiasi, dan menghargai di tengah berbagai tekanan dan tantangan yang harus dihadapi lingkungan kerja, di samping segala bentuk ketegasan juga diperlukan agar target dan tujuan tercapai. Treatment yang efektif akan berpengaruh pada hubungan dalam tim, dan berdampak pada produktivitas dan kualitas kinerja.

Mempererat hubungan di lingkungan kerja juga bisa dilakukan dengan berbagai aktivitas bersama yang menyenangkan. Hal ini dapat menimbulkan perasaan bahagia kepada setiap karyawan sehingga mampu berkontribusi dengan baik di tempat kerja. Ikatan emosional juga semakin terjalin dengan baik dan teamwork terbangun dengan kuat. Banyak dan hampir semua organisasi, tempat bisnis, atau perusahaan yang memiliki berbagai aktivitas rekreatif untuk meningkatkan bonding. Seperti liburan bersama, outbond, merayakan event atau moment spesial di lingkungan kerja menjadi sebuah kegiatan refreshing untuk recharge energi dan motivasi karyawan, tak jarang juga menjadi sebuah reward bagi karyawan.

Namun, tidak harus menunggu moment tertentu yang mungkin hanya bisa dilakukan setiap satu tahun sekali. Menumbuhkan bonding bisa dilakukan dari hal-hal kecil dan sederhana. Tidak selalu harus menunggu tersedianya dana yang besar. Bahkan hanya dengan menanyakan kabar keluarga, mengingatkan untuk tetap menjaga kesehatannya, atau perhatian tentang tumbuh kembang anak dari rekan kerja akan menjadi hal-hal yang bermakna bagi kita karena merasa sangat dihargai keberadaannya dan itu menjadi hal yang menyenangkan, bahkan lebih mengena. Apresiasi juga bisa diberikan saat rekan kerja berprestasi, berulang tahun, atau sedang merayakan kebahagiaanya bersama keluarganya.

Durasi kerja yang panjang dan terkadang ada waktu-waktu yang penuh tekanan jika diberi jeda (bercanda, komunikasi ringan, membuat atmosfer ruang kerja lebih dinamis dengan memutar lagu bersama, mengabadikan momen kebersamaan) yang singkat di sela-sela waktu akan membuat situasi dan tim menjadi lebih rileks. Serius tapi santai, bukan serius dan terus bersitegang. Termasuk juga dengan menghargai hak waktu karyawan saat sedang sakit atau cuti dengan memberi ruang hak istirahat mereka. Memberikan keleluasan bagi mereka untuk istirahat dan mengambil jeda waktunya. Hal ini akan mampu menekan tingkat stress pada rekan kerja dan saat kembali berada di lingkungan kerja akan membantu tim untuk recharge mengembangkan kreativitas, lebih dinamis, dan lebih bersemangat.

Jika lingkungan kerja dan budayanya tercipta dengan baik dan positif maka karyawan akan bertahan lebih lama. Ini menjadi faktor utama lainnya selain yang dipertimbangkan adalah gaji. Kenyamanan adalah kunci seseorang betah atau kerasan di tempat kerjanya. Seberat apa pun tantangan dan kendalanya, besar kecilnya pekerjaannya itu tidak akan menjadi berat jika tercipta budaya kerja dan hubungan yang baik di lingkungan kerjanya. Apalagi kalau tempat kerja tersebut juga sangat support pengembangan karyawan. Seimbang dengan segala bentuk tuntutannya, organisasi/lembaga/perusahaan tersebut juga memfasilitasi berbagai pelatihan atau kegiatan pengembangan skill karyawannya. Terlebih juga mampu memenuhi kebutuhan/hak karyawan, memberi ruang bicara, bisa menampung segala kritik saran, keluh kesah, dan juga mendorong karyawan untuk menyampaikan uneg-uneg atau pengalaman kerjanya untuk tujuan perbaikan dan pengembangan dengan memberikan respon dan solusi terbaik yang efektif menyesuaikan ketentuan aturan kerja yang berlaku. Hal ini akan menumbuhkan kepedulian dan kepemilikan yang kuat untuk sama-sama bertanggungjawab mencapai keberhasilan bersama.

Karyawan yang produktif, betah, dan bekerja dalam jangka panjang juga mampu memperkuat nilai brand tempat kerjanya. Reputasi tempat kerja akan dinilai semakin positif, sesama rekan kerja akan menyebarkan pengalaman-pengalaman terbaiknya selama berkarir di tempat kerjanya, mengingat kesan dan apresiasi yang pernah diperoleh sehingga bisa memberi kesan positif ke masyarakat tentang kondisi tempat kerja mereka. Mereka juga akan lebih loyal karena mempunyai ikatan yang kuat dengan tempatnya bekerja. Motivasi kerjanya juga akan lebih tinggi. Selain itu, citra tempat kerja yang positif dan menyenangkan terutama untuk membangun branding employer sangat penting. Hal ini juga akan berdampak pada kemudahan sebuah organisasi, lembaga, atau perusahaan dalam mencari tenaga kerja baru yang berkualitas. Reputasi tempat kerja yang baik dapat menarik minat calon karyawan dengan lebih mudah tanpa memerlukan pembiayaan iklan yang tinggi.


Translate