Jl. Terusan Piranha Atas No.135 Malang admin@sekolahsabilillah.sch.id
Follow us:
Sekolah Islam Sabilillah Malang - SISMA

Digitalisasi Vs Phygital

07 February 2024

Oleh: Miftakhul Jannah, S.Pd.

Digitalisasi? istilah yang sedang membumi saat ini. Makna digitalisasi adalah sebuah upaya untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi secara digital pada hampir semua aspek kehidupan. Jika dilihat maknanya dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), digitalisasi diartikan sebagai proses pemberian atau pemakaian sistem digital.

PADA era pandemi COVID 19 beberapa waktu lalu, hampir semua aspek kehidupan telah melakukan digitalisasi, baik di bidang ekonomi, perdagangan, kesehatan, bahkan dunia pendidikan. Mengapa? Karena pada era pandemi mengharuskan semua aspek kehidupan untuk tetap bisa berjalan tanpa adanya suatu kegiatan tatap muka secara langsung. Misalnya, dalam dunia pendidikan saat ini sedang gencar melakukan digitalisasi tersebut. Baik siswa maupun guru dipaksa melek teknologi, karena pembelajaran dilakukan secara jarak jauh.

Lalu seberapa efektif peran digitalisasi tersebut untuk kemajuan pendidikan? Jika bertanya tentang keefektifan, sebenarnya digitalisasi di dalam dunia pendidikan dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi yang ada bisa dikatakan efektif jika semua siswa dan guru dapat memanfaatkan dengan baik dan bijak. Sayangnya, tidak semua siswa dan guru siap melakukan hal tersebut. Berbagai kendala tentunya menjadi hambatan yang masih saja menghantui hingga saat ini.

Apa saja kendalanya? Pertama, siswa yang tidak memiliki perangkat lengkap atau berada di daerah pedalaman. Hal itu membuat mereka kesulitan untuk mengakses internet. Kedua, ada siswa yang memiliki tipe belajar tertentu, seperti butuh kehadiran guru untuk bisa memahami dengan baik. Ketiga, secara psikologis, mental seorang siswa yang masih di jenjang TK-SMP masih membutuhkan pengawasan secara intens saat pembelajaran jarak jauh.

Semua kendala itu tentunya membuat kegiatan pembelajaran menjadi kurang maksimal dan membutuhkan usaha keras untuk bisa memahamkan siswa dengan materi yang sedang diajarkan. Misalnya, guru harus rela mendatangi siswa dari rumah ke rumah untuk tipe siswa yang mengalami kendala tersebut.

Teknologi saat ini memang berkembang cukup pesat. Segala aktivitas yang dulunya nampak mustahil, namun saat ini menjadi sesuatu yang nyata dapat kita lakukan dengan mudah. Segala kemudahan yang ada diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam berbagai bidang. Misalnya, dalam bidang pendidikan. Dengan kemudahan akses internet dan segala kemajuan teknologi yang ada, diharapkan siswa dapat meningkatkan skill nya, baik dalam kegiatan akademik maupun non akademik. Akan tetapi, harapan itu tak semulus yang dibayangkan. Mengapa? Karena kecanggihan teknologi bisa membuat siswa menjadi semakin malas atau semakin rajin hingga lupa waktu.

Digitalisasi yang ada dapat membawa perubahan ke arah yang positif atau negatif dalam dunia pendidikan. Perubahan tersebut menjadi positif jika dapat digunakan dengan baik dan bijak oleh siswa dan guru. Siswa yang bijak akan memanfaatkan sebaik mungkin digitalisasi untuk meningkatkan kemampuannya dalam pembelajaran. Misalnya, dapat menyelesaikan tugas dengan maksimal secara mandiri. Akan tetapi, tipe siswa yang enggan belajar tanpa pendampingan, justru menjadikan mereka malas belajar, karena merasa sulit dan terganggu untuk mengkses dalam perangkat belajarnya. Tentunya hal itu perlu menjadi perhatian bersama, antara guru dan orang tua.

Digitalisasi dalam pembelajaran adalah suatu keharusan untuk memfasilitasi siswaa dalam memperluas pengetahuannya. Namun, sebelum hal itu dilaksanakan perlu aturan yang harus disampaikan dan ditanamkan kepada siswa tentang pemanfaatan digitalisasi dengan tepat. Salah satu digitalisasi ini sudah sangat dirasakan siswa Sekolah Sabilillah. Misalnya, pada jenjang SMP, semua siswa diizinkan membawa laptop ke sekolah untuk menunjang kegiatan pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran di SMP Islam Sabilillah Malang telah bertransformasi dari tradisional menjadi digital. Setiap pembelajaran, jika memang ada tugas yang berkaitan dengan digitalisasi, maka siswa bebas mengakses bahan belajar yang mereka butuhkan. Namun, mengingat tidak semua tipe mata pelajaran bisa memanfaatkan perangkat laptop dan alasan kesehatan, maka beberapa mata pelajaran tidak harus selalu memakai laptop. Misalnya, saat pembelajaran olahraga dan Al-Quran.



Phygital

Adakah kendala dalam penerapan sekolah digital di SMP Islam Sabilillah Malang? Ada. Tapi kendala itu segera dicarikan solusi terbaik agar siswa dapat menikmati kegiatan pembelajaran dengan nyaman. Adanya sekolah digital ini tentunya juga memudahkan siswa untuk mengakses tugas dari jarak jauh, seandainya ada dari mereka yang terpaksa tidak bisa masuk karena izin. Mereka yang tidak masuk dapat berkomunikasi dengan guru untuk menanyakan materi apa yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswa dapat mengakses pada akun masing-masing tanpa harus datang ke sekolah. Akan tetapi, hal itu tidak berarti siswa dapat tidak masuk sekolah semaunya, karena adanya sekolah digital tentu harus diimbangi dengan phygital.

Apa itu phygital? Phygital adalah sebuah aktivitas yang memadukan kehadiran digital dan fisik. Hal itu dirasakan ideal karena secanggih apa pun teknologi yang ada tentunya masih memerlukan sentuhan fisik untuk menjadi penyeimbang. Teknologi yang canggih tersebut tidak dapat menyentuh hati. Namun kehadiran fisik dapat menyentuh hati sehingga mampu terjalin sebuah ikatan batin yang dapat dirasakan kehangatannya. Sentuhan hati tersebut yang tidak dapat digantikan dengan teknologi apa pun.

Benar, kehadiran guru di hadapan siswa menjadi bagian dari phygital ini. Hadirnya guru dalam transformasi sekolah digital tentunya masih diperlukan. Mengapa? Karena belum semua siswa mampu belajar secara mandiri. Masih ada beberapa siswa yang perlu diarahkan dan dibimbing agar pelan-pelan mereka juga mampu mengikuti pembelajaran secara mandiri.

Peran guru di sini hanya sebagai pendamping untuk mengarahkan siswa jika memang terlihat kesulitan. Namun guru tidak sepatutnya mendikte siswa untuk menyelesaikan tugas belajarnya. Guru dapat mendampingi dengan memberikan scaffolding kepada siswa agar mereka juga tetap mengalami proses belajar bukan hanya mendengarkan.

Apakah scaffolding itu diperlukan? Tentu, karena pemahaman setiap siswa berbeda-beda, sehingga perlu kiranya guru memberikan arahan dan bantuan agar tidak terjadi kesalahan konsep dalam belajar siswa. Dengan demikian, siswa masih bisa menyelesaikan tugas belajarnya dan tetap mendapatkan pengalaman belajar yang berarti. (Miftakhul Jannah, S.Pd, Guru SMP Sabilillah, Malang)

Translate